Rabu, 18 Desember 2013

Ini dia tugas yang buat pening !!! :)


FRUCTUS (BUAH)

I.                       TUNJAUAN PUSTAKA

Buah adalah pertumbuhan sempurna dari bakal buah (ovarium). Setiap bakal buah berisi satu atau lebih bakal biji (ovulum), yang masing-masing mengandung sel telur. Bakal biji itu dibuahi melalui suatu proses yang diawali oleh peristiwa penyerbukan, yakni berpindahnya serbuk sari dari kepala sari ke kepala putik. Setelah serbuk sari melekat di kepala putik, serbuk sari berkecambah dan isinya tumbuh menjadi buluh serbuk sari yang berisi sperma. Buluh ini terus tumbuh menembus tangkai putik menuju bakal biji, di mana terjadi persatuan antara sperma yang berasal dari serbuk sari dengan sel telur yang berdiam dalam bakal biji, membentuk zigot yang bersifat diploid. Pembuahan pada tumbuhan berbunga ini melibatkan baik plasmogami, yakni persatuan protoplasma sel telur dan sperma, dan kariogami, yakni persatuan inti sel keduanya (Sujana, 2007).
Setelah itu, zigot yang terbentuk mulai bertumbuh menjadi embrio (lembaga), bakal biji tumbuh menjadi biji, dan dinding bakal buah, yang disebut perikarp, tumbuh menjadi berdaging (pada buah batu atau drupa) atau membentuk lapisan pelindung yang kering dan keras (pada buah geluk atau nux). Sementara itu, kelopak bunga (sepal), mahkota (petal), benangsari (stamen) dan putik (pistil) akan gugur atau bisa jadi bertahan sebagian hingga buah menjadi. Pembentukan buah ini terus berlangsung hingga biji menjadi masak. Pada sebagian buah berbiji banyak, pertumbuhan daging buahnya umumnya sebanding dengan jumlah bakal biji yang terbuahi (Sujana, 2007)
Dinding buah, yang berasal dari perkembangan dinding bakal buah pada bunga, dikenal sebagai perikarp (pericarpium). Perikarp ini sering berkembang lebih jauh, sehingga dapat dibedakan atas dua lapisan atau lebih. Yang di bagian luar disebut dinding luar, eksokarp (exocarpium), atau epikarp (epicarpium); yang di dalam disebut dinding dalam atau endokarp (endocarpium); serta lapisan tengah (bisa beberapa lapis) yang disebut dinding tengah atau mesokarp (mesocarpium) (Resmisari, 2008)
Pada sebagian buah, khususnya buah tunggal yang berasal dari bakal buah tenggelam, terkadang bagian-bagian bunga yang lain (umpamanya tabung perhiasan bunga, kelopak, mahkota, atau benangsari) bersatu dengan bakal buah dan turut berkembang membentuk buah. Jika bagian-bagian itu merupakan bagian utama dari buah, maka buah itu lalu disebut buah semu. Itulah sebabnya menjadi penting untuk mempelajari struktur bunga, dalam kaitannya untuk memahami bagaimana suatu macam buah terbentuk (Resmisari, 2008)
A.                Pengelompokan Buah (fructus)
Berdasarkan susunan dan asal bagian-bagian yang membentuk buah, maka buah (fructus) dapat dibedakan sebagai berikut :
1.                  Buah Sungguh (buah sejati)
Buah sungguh (buah sejati), jika melulu terbentuk dari bakal buah saja dan karena buah ini biasanya tidak diselubungi oleh bagian-bagian lainnya, maka dinamakan juga buah telanjang (fructus nudus). (Ashari, 2004)
Buah sejati ini juga dapat dibedakan lagi menjadi 3 penggolongan, yaitu sebagai berikut :
a)                  Buah Sejati Tunggal
Buah sejati tunggal adalah buah sejati yang terjadi dari satu bunga dengan satu bakal buah yang berisi satu biji atau lebih dan dibedakan dalam :
1). Buah sejati tunggal kering (siccus), yaitu yang bagian luarnya keras dan mengayu atau seperti kulit yang mengering. Buah sejati tunggal kering ini dapat di bedakan lagi, antara lain :
a). Yang tidak pecah (indehiscens)
Tiap-tiap buah hanya mengandung 1 biji. Sehingga untuk pemencaran buah tak perlu pecah untuk melepaskan bijinya, seperti buah padi.
b). Yang pecah (dehiscens)
Umumnya buah ini mengandung lebih dari satu biji, sehingga pecahnya buah itu seakan-akan memang dengan suatu tujuan tertentu, yaitu agar biji terlempar jauh tidak terkumpul si suatu tempat. Bergantung pada cara pecahnya, buah ini dibedakan dalam :
-                      Buah berbelah (schizocarpium)
Buah ini mempunyai dua ruang atau lebih, masing-masing dengan sebuah biji di dalamnya. Jika pecah tiap ruang terpisah, tetapi biji tetap dalam ruang, sehingga tiap-tiap ruang dengan bijinya bersifat seperti buah kurung. Menurut jumlah ruang-ruang, buah ini dibedakan menjadi :
ü    buah belah dua (diachenium). Buah pada waktu masak membelah menjadi dua bagian, masing-masing menyerupai buah kurung dengan satu biji di dalamnya, contohnya Centella asiatica (daun kaki kuda).
ü    buah belah tiga (triachenium). Buah membelah menjadi 3 bagian, contohnya Tropoelum majus.
ü    buah belah empat (tetrachenium). Buah membelah menjadi empat bagian, contohnya Ocium basilicum
ü    buah belah lima (pentachenium). Seperti di atas, buah berbelah menjadi lima bagian.
ü    buah belah banyak (polyachenium), seperti terdapat beberapa macam Malvaceae.

-                      Buah Kendaga (rhegma)
Buah ini sifatnya sama dengan buah belah. Tetapi bagian-bagiannya yang terpisah lalu pecah. Sehingga biji yang ada di dalamnya terlepas dari ruangan. Tiap-tiap bagian terbentuk oleh satu daun buah. Jadi buah tersusun dari sejumlah daun buah yang banyaknya sama dengan jumlah ruangan. Menurut jumlah ruang (kendaga) dapat dibedakan :
ü    buah kendaga dua (dicoccus). Buah membelah menjadi 2 kendaga. Masing-masing lalu pecah dan mengeluarkan 1 biji.
ü    buah kendaga tiga (tricoccus). Buah membelah menjadi 3 bagian. Contohmya Ricinua, Hevea.
ü    buah kendaga banyak (polycoccus), buah menjadi banyak bagian.

-                      Buah Kotak.
Terdiri atas satu atau beberapa daun buah. Bijinya banyak. Jika sudah masak lalu pecah, akan tetapi kulit buah yang pecah sampai lama tak mau lepas dari tangkai buahnya. Buah kotak ini dibedakan menjadi :
ü    buah bumbung (folliculus). Buah ini terjadi dari sehelai daun buah. Mempunyai satu ruangan dengan banyak biji, jarang sekali hanya satu. Jika sudah masak, pecah menurut salah satu kampuhnya, biasanya kampuh perut : Calotropis, Lochnera.
ü    buah polongan (legumen). Berasal dari sehelai daun buah dengan satu ruangan. Juka masak pecah menurut kampuhnya. Hingga buah terbelah dari ujung kepangkalnya. Sering kali terdapat sekat-sekat semu dan jika buah masak terputus-putus menurut sekat semu tadi. Terdapat pada Leguminosae.
ü    buah lobak (siliqua). Berasal dari dua daun buahdengan satu ruangan dan dua tembuni yang bertemu di tengah ruangan hingga merupakan suatu sekat semu. Waktu masak pecah, kedua daun buahnya terpisah mulai dari pangkalnya, tetapi di ujung tetap berlekatan. Biji mula-mula tetap melekat pada tembuni, akhirnya lepas.
ü    buah kotak sejati (capsula). Berasal dari dua daun buah atau lebih yang mempunyai sejumlah ruangan sesuai dengan jumlah daun buahnya. Jika sudah masak membuka dengan macam-macam jalan : dengan katup (valva), dalam hal ini pecahnya dapat sepanjang sekat (septisid) dapat juga membelah ruangan (loculisid).
2). Buah sejati tunggal berdaging (carnosus), jika dinding buahnya menjadi tebal berdaging. Umumnya tidak pecah, meskipun telah masak. Sebagian perkecualian. Myristica fragrans (pala). Yang buahnya bila sudah masak lalu pecah.
b)                 Buah Sejati Ganda
Berasal dari satu bunga dengan banyak bakal buah yang masing-masing lepas, tetapi akhirnya merupakan kumpulan buah maupun kelihatan seperti satu.
ü    buah kurung ganda. Dasar bunga berbentuk periuk dengan di dalamnya banyak buah : Rosa
ü    buah batu ganda : Rubus
ü    buah bumbung ganda : Michelia
ü    buah buni ganda : Annonaceae.

c)                  buah Sejati Majemuk
Berasal dari suatu bunga majemuk, jadi berasal dari banyak bunga dengan banyak bakal buah, tetapi seluruhnya seakan-akan merupakan satu buah.
ü    buah buni majemuk : Ananas
ü    buah batu majemuk : Pandanus
ü    buah kurung majemuk : Helianthus.
Per definisi maka buah ganda dan majemuk sukar disebut buah sejati, karena pada buah tersebut bagian-bagian lain yang berasal dari bunga, entah bagian-bagian itu merupakan bagian utama buah atau tidak. Dalam hal ini memang sukar diberi batas yang nyata.
2.                  Buah Semu (Fructus spurius)
Jika selain bakal buah ikut pula bagian-bagian lain dari bunga mengambil bagian dalam pembentukan buah. Bahkan akhirnya dapat merupakan bagian yang utama dari buah tadi. Biasanya buah ini diselubungi oleh sesuatu organ, oleh sebab itu sering juga disebut buah tertutup (Fructus clausus). (Ashari, 2004).
Seringkali bagian-bagian bunga selain bakal buah ikut membantuk buah dan merupakan bagian utama buah itu, hingga menghasilkan buah semu. Buah semu dapat dibedakan dalam 3 macam, yaitu :
1. Buah semu tunggal, yang terjadi dari satu bunga dengan satu bakal buah. Sebagai contoh :
a. Tangkai bunga merupakan bagian utama buah, membesar berdaging dan dapat dimakan. Misalnya jambu monyet (Anacardium occidentale).
b. Kelopak merupakan bagian penting buah. Misalkan pada buah ciplukan (Physalis minima).
2. Buah semu ganda, buah semu yang berasal dari satu bunga dengan banyak bakal buah yang masing-masing lepas dan tumbuh menjadi buah, tetapi disertai pula oleh bagian-bagian bunga lainnya seperti misalnya buah arbei (Fragaria vesca).
3. Buah semu majemuk, buah semu yang berasal dari bunga majemuk yang seluruhnya hanya tampak sebagai satu buah. Tangkai bunga menebal, tenda bunga berlekatan dan menjadi kulit buah. Misalnya buah nangka (Artocarpus integra). Ada pula yang dasar bunga menebal dan berdaging dan merupakan dinding buah semu tadi.




1.                Ketumbar

Ketumbar dapat tumbuh subur dibudidayakan di kebun-kebun dataran rendah dan pegunungan. Daunnya mirip seledri , tinggi tanamannya sekitar satu meter.
Daunnya hijau dengan tepian bergerigi. Berbunga majemuk berbentuk payung bersusun berwarna putih dan merah muda.
Bentuk buah hampir bulat berwarna kuning bersusun, kalau matang, buahnya mudah dirontokkan. Setelah itu, dikeringkan.
Bentuk bumbu dapur ini adalah butiran-butiran kecil menyerupai lada. Tapi ukurannya lebih kecil. Aromanya juga menyengat khas, mudah dibedakan dengan lada. Tak ada ibu rumahtangga pangling memilah ketumbar dari bumbu dapur lain.
-                      Kegunaan Ketumbar
Diakui ketumbar memang lebih sering digunakan sebagai bumbu berbagai jenis masakan di Indonesia, namun ada beberapa gangguan kesehatan yang dapat diatasi dengan ketumbar. Daunnya yang majemuk seperti seledri, sering diiris tipis dan dijadikan taburan dalam masakan seperti sup dan salad khas Thailand. Di negara itu, ketumbar diberi nama phak chee. Sama dengan bijinya, daun ketumbar juga beraroma tajam.
Manfaat dari tumbuhan ini sudah banyak dirasakan di berbagai negara. Ketumbar biasanya digunakan pelancar pencernaan, peluruh kentut (carminative), peluruh ASI (lactago), dan penambah nafsu makan (stomachica).
-                      Kandungan Kimia
Dari semua bagian tanaman yang diubah menjadi minyak atsiri berupa sabinene, myrcene, a-terpinene, ocimene, linalool, geraniol, dekanal, desilaldehide, trantridecen, asam petroselinat, asam oktadasenat, d-mannite, skopoletin, p-simena, kamfena, dan felandren.
-                      Manfaat dan Khasiat :

Menurunkan kadar gula pada penderita Diabetes
Didalam ketumbar terdapat zat yang disebut cumin, dimana stimulasi dari zat cumin akan meningkatkan seksresi insulin dari dalam pankreas.proses ini akan merubah gula menjadi glikogen yang akan dimanfaatkan oleh tubuh, hal ini akan memberikan efek positif terhadap penurunan kadar gula darah agar kembali normal.
Mengatasi berbagai gangguan kulit
Ketumbar dapa mengobati berbagai masalah kulit yang timbul seperti pada penyakit eksim, kulit kering dan infeksi kulit yang diakibatkan oleh jamur.
Menjaga siklus dan kelainan menstruasi
ketumbar dapat merangsang dari sekresi hormon estrogen dari kelenjar endokrin sehingga dapat menjaga keteraturan ( siklus ) menstruasi dan kelainan-kelainan lain yang mungkin timbula pada saat menstruasi seperti : rasa sakit yang berlebihan dll.

Menjaga Kesehatan mata
kandungan vitamin A, C, Mineral serta fosfor yang terkandung dalam minyak esensial ketumbar dapat membantu meningkatkan kesehatan mata, mencegah degenerasi makula, kelelahan mata, dan ketumbar memliki anti infeksi pada keadaan konjungtivitis.
Mengatasi Diare
Komponen dasar borneol dan linalool yang terdapat dalam minyak esensial ketumbar membantu kesehatan pencernaan dan membantu proses pengikatan feses pada usus dapat mengurangi dan menghentikan diare.
Anti Inflamasi ( anti radang )
Kandungan cineole dan asam linoleat memiliki khasiat anti inflamasi, anti reumatik dan mengurangi pembengkakan yang timbul pada sendi akibat artritis reumatik.
Menurunkan kadar Kolesterol
Berbagai senyawa asam yang terdapat pada ketumbar seperti asam linoleat, asam palmitat, asam askorbat, asam oleat, asam stearat diyakini memiliki peranan dan kontribusi penting dalam menurunkan kadar kolesterol darah.

-                      Cara Budidaya

Perbanyakan tanaman dilakukan dengan biji.benih dipilih dari biji yang sehat dan masak. Pengolahan tanah dilakukan dengan mengcangkul 2 kali sedalam 25-30 cm, gulma dibersihkan, tanah digemburkan dan diratakan.Di sekeliling tanah yang akan ditanami dibuat saluran - saluran drainase.Benih disebar pada alur sedalam 2,5 cm dengan jarak tanam 10-15 hari.Jarak antar alur 35-100 cm.
Benih akan tumbuh setelah 10-15 hari.Setelah cukup besar, tanaman dibumbun dan disiangi beberapa kali.Tanaman mulai berbunga, masa pembentukan buah, dan panen, menghendaki cuaca cerah agar buah tidak cepat busuk.Pada musim kemarau keadaan tanah dijaga agar tetap lembab dengan mengairi tanaman.

-                      Cara Panen

Tanaman dipanen bila berwarna coklat kuning, yaitu pada umur 3-3,5 bulan dari waktu tanam.Panen dilakukan dengan cara memotong atau mencabut tanaman kemudian tanaman di ikat dan dijemur selama 1 minggu atau lebih.Biji dilepaskan dari buah dan dijemur lagi sampai kering.

2.                 Merica
Lada atau merica (Piper nigrum L.) adalah rempah-rempah berwujud bijian yang dihasilkan oleh tumbuhan dengan nama sama. Lada sangat penting dalam komponen masakan dunia dan dikenal luas sebagai komoditi perdagangan penting di Dunia Lama. Pada masa lampau harganya sangat tinggi sehingga menjadi salah satu pemicu penjelajahan orang Eropa ke Asia Timur untuk menguasai perdagangannya dan, dengan demikian, mengawali sejarah kolonisasi Afrika, Asia, dan Amerika.

-          Pembibitan
Bibit yang diperoleh dikembangkan melalui beberapa metode penanaman. Metode penanaman yang dimaksud  adalah penanaman menggunakan metode bibit (biji merica) dan metode stek (batang merica).
Semua penanaman merica yang dilakukan menggunakan alat bantu seperti polybag, Polybag di gunakan agar semua bibit tanaman dan terjaga dengan baik tanpa ada tanaman yang mengganggu. Polybag yang sudah di isi dengan tanah yang subur (biasanya menggunakan tanah hasil pembakaran sampah) langsung saja di semai dengan bibit berupa biji merica. Biji merica yang akan di jadikan bibit, sebelumnya telah melakukan proses penyeleksian. Karena bibit biji merica yang di gunakan haruslah dari biji yang unggul, biji merica yang unggul maksudnya di atas adalah bibit merica yang sudah bewarna merah atau menguning dan kulitnya kemudian di kupas dan langsung bisa di semai tanpa harus melakukan proses lainnya.

-          Penanaman
Sebagai tanaman yang merambat tentunya merica membutuhkan penopang. Penopang yang digunakan dapat berupa batang bambu, tiang beton, maupun tanaman kayu yang batangnya lurus.

-          Perawatan
Tanaman merica termasuk jenis tanaman yang tidak terlalu sulit untuk dirawat dan tidak memerlukan biaya yang besar dalam perawatannya. Tanaman ini juga tidak suka dengan udara yang panas, melainkan dia lebih menyukai udara yang lembab. Untuk perawatannya cukup diberi pupuk kandang yang diolah sendiri oleh bapak Ismail sebanyak satu kali dalam tiga bulan. Salah satu keunikan tanaman ini dia tidak boleh terlalu bersih dalam membersihkan lahannya, karena dia membutuhkan tanaman-tanaman rendah seperti rumput untuk bertahan hidup.

-          Masa Panen
Sejak awal ditanam tanaman merica membutuhkan waktu sekitar 24-26 bulan sampai dapat dipanen untuk pertama kali. Setelah itu periodisasi pemanenan dapat dilakukan setiap hari karena merica merupakan tanaman yang terus bertumbuh. Waktu pemanenan yang dilakukan sekitar pukul 9 pagi smpai pukul 12 siang. Alat yang digunakan hanya sebuah ember sebagai tempat membawa merica yang telah dipanen.

-          Pengolahan Hasil Panen
Merica yang banyak kita lihat dijual di pasar-pasar biasanya ada 2 jenis, ada merica yang berwarna hitam dan ada merica yang berwarna putih. Kedua jenis merica tersebut berasal dari jenis merica yang sama, hanya proses pengolahannya saja yang berbeda. Setelah merica dipanen, maka akan masuk ke dalam tahap proses pengolahan, yang memiliki 2 cara pengolahan. Cara pertama termasuk cara yang paling mudah, setelah merica dipanen maka merica tersebut akan langsung dijemur selama sekitar 3 hari sampai merica tersebut menjadi kering dan berubah warna menjadi hitam kemudian bisa langsung dikemas dan dipasarkan, inilah yang kemudian menjadi merica hitam. Merica hitam ini biasanya dijual dengan harga Rp. 35.000 per kilonya.
Cara pengolahan yang kedua agak sedikit rumit dan memakan waktu yang lebih lama daripada cara pertama. Setelah merica dipapen kemudian merica akan direndam sampai membusuk dan mengeluarkan aroma yang kurang sedap selama sekitar 10 hari. Tetapi kulit biji merica tidak begitu saja lepas dengan sendirinya, setelah direndam selama lima hari maka kita harus melihat kulit biji merica tersebut kemudian kia harus menggosok-gosokan dengan tangan sampai mengelupas dan itu di lakukan pada lima hari terakhir.

3.     Adas
Adas ( Foeniculum vulgare Mill. ), Di Indonesia tanaman adas telah banyak dibudidayakan sebagai tanaman bumbu maupun sebagai tanaman obat. Tanaman ini dapat ditanam di dataran rendah sampai dengan ketinggian 1.800 m di atas permukaan laut, namun akan tumbuh lebih baik pada dataran tinggi. Tanaman ini berasal dari Eropa Selatan dan Asia, dan karena khasiat dan manfaatnya begitu besar maka kemudian banyak ditanam di Indonesia, India, Argentina, Eropa, dan Jepang.
Tanaman ini berumur panjang, tinggi 50 cm – 2 m, model tumbuhnya merumpun. Satu rumpun biasanya terdiri dari 3 – 5 batang. Batang hijau kebiru- biruan, beralur, beruas, berlubang dan bila memar baunya wangi. Letak daun berseling, majemuk menyirip ganda dua dengan sirip-sirip yang sempit, bentuk jarum, ujung dan pangkalnya runcing, tepi rata, berseludang warna putih, seludang berselaput dengan bagian atasnya berbentuk topi. Perbungaan tersusun sebagai bunga payung majemuk dengan 6 – 40 gagang bunga, panjang ibu gagang bunga 5 – 10 cm, panjang gagang bunga 2 – 5 mm, mahkota berwarna kuning, keluar dari ujung batang. Buah lonjong, berusuk, panjang 6 – 10 mm, lebar 3 – 4 mm, masih muda hijau setelah tua cokelat agak hijau atau cokelat agak kuning sampai sepenuhnya coklat. Namun, warna buahnya ini berbeda-beda tergantung negara asalnya.
Buah yang masak mempunyai bau khas aromatik, bila dicicipi rasanya seperti kamfer. Adas dapat diolah untuk menghasilkan minyak adas, yang merupakan basil sulingan serbuk buah adas yang masak dan kering. Ada dua macam minyak adas, manis dan pahit. Keduanya, digunakan dalam industri obat-obatan. Adas juga dipakai untuk bumbu, atau digunakan sebagai bahan yang memperbaiki rasa (corrigentia saporis) dan mengharumkan ramuan obat. Biasanya adas digunakan bersama-sama dengan kulit batang pulosari. Daunnya bisa dimakan sebagai sayuran. Kembangbiaknya dengan biji ataupun bisa juga dengan memisahkan anak tanaman.
Adas memiliki banyak sekali kegunaan manusia. selain di pakai sebagi salah satu bahan pembuat minyak telon untuk bayi. Tanaman adas sering disandingkan dengan kulit batang tanaman pulosari pada setiap kesempatan pengobatan.
Adas telah lama dikenal sebagai salah satu komponen pengobatan tradisional dan juga bumbu masakan. Minyak adas yang dikandung bijinya menjadi salah satu komponen minyak telon. Tanaman yang mempunyai nama latin Foeniculum vulgare Miller ini masuk dalam suku adas-adasan atau Apiaceae (Umbelliferae).
Adas mengandung minyak asiri (Oleum Foeniculi) 1 – 6%, mengandung 50 – 60% anetol, lebih kurang 20% fenkon, pinen, limonen, dipenten, felandren, metilchavikol, anisaldehid, asam anisat, dan 12% minyak lemak. Kandungan anetol yang menyebabkan adas mengeluarkan aroma yang khas dan berkhasiat karminatif. Akar mengandung bergapten. Akar dan biji mengandung stigmasterin (serposterin).
Selain sebagai bumbu masak, tanaman Adas mempunyai banyak kegunaan mulai dari akar, daun, batang dan bijinya. Daun Adas digunakan sebagai diuretik (pelancar air seni) dan memacu pengeluaran keringat. Akarnya berkhasiat sebagai obat batuk, pencuci perut dan sakit perut sehabis melahirkan. Tanaman muda digunakan juga sebagai obat gangguan saluran pernapasan dan dari ekstrak buah Adas dapat digunakan untuk mengobati mulas.
-          Ciri-ciri tanaman Adas
Secara fisik tanaman adas mempunyai tinggi 50 cm – 2 meter, sifat tanaman ini merumpun dan sanggup hidup dengan umur panjang.
  • Batang, dalam satu rumpun tanaman adas biasanya mempunyai 3 – 5 buah batang, Batang adas mempunyai warna hijau agak kebiruan, batang mempunyai alur dan beruas serta berlubang, batang mempunyai bau wangi bila memar.
  • Daun, tanaman adas mempunyai letak daun yang berseling dan majemuk, daunnya menyirip ganda dua dengan posisi sirip-sirip yang letaknya menyempit berbentuk jarum, mempunyai bentuk runcing pada ujung dan pangkalnya. Panjang daun kira-kira 30 cm sampai dengan 50 cm, lebar daun 5 cm sampai dengan 7 cm berwarna hijau muda.
  • Bunga : tanaman adas mempunyai bunga yang berbentuk payung majemuk dengan diameter 5 cm sampai dengan 15 cm. Panjang gagang bunga adas kira-kira 2 mm  sampai 5 mm, kelopak bunga berbentuk tabung dengan warna hijau.
  • Buah : buah adas berbentuk biji kering yang mempunyai panjang 4 sampai 9 mm, lebar biji 3 samapai 4 mm, jika masih berumur muda mempunyai warna biru kemudian akan berwarna coklat ketika biji berumur tua. Bentuk biji lonjong serta beraroma kuat dan manis. Warna buah adas berbeda-beda berdasarkan negara asalnya.
-          Kandungan Kimia Tanaman Adas Dan Efek Farmakologis
Kandungan Kimia Tanaman adas :
Tanaman adas mempunyai sifat kimiawi serta efek farmakologis,yaitu adanya bau aromatik yang terdapat pada buah yang masak, mempunyai rasa sedikit manis, pedas dan hangat.  Masuk ke meridian hati, ginjal, limpa serta lambung. Tanaman adas memiliki kandungan kimia antara lain : minyak asiri 1 % – 6 %, kandungan atenol 50 % – 60 %, mengandung  (fenkon, pinen, limonene, dipenten, felandren, metilchavikol, anisaldehid, asam anisat) sekitar 20 %, serta terdapat kandungan minyak lemak sebesar 12 %. Bagian akar terdapat kandungan bergapten. Terdapat juga kandungan stigmasterin pada akar dan bijinya.
Efek Farmakologis Tanaman adas :
Manfaat adas diantaranya dapat menambah peningkatan gaya peristaltik pada saluran cerna serta dapat merangsang proses pengeluaran kentut (flatus). Dapat menghilangkan adanya gangguan dingin dan dahak. Kandungan komponen-komponen seperti anetol, fenkon, chavicol serta anisaldehid yang terdapat pada minyak adas mempunyai khasiat dapat membuat sejuk pada saluran cerana serta dapat meningkatkan gairah dan rangsangan untuk nafsu makan. Pada sebuah penelitian ditemukan bahwa manfaat adas mempunyai kesamaan dengan akar alang-alang yaitu bersifat deuretik yang bisa di gunakan untuk membantu menghancurkan batu di dalam ginjal.
4.     Cabe
Tanaman cabai (hot pepper) berasal dari daratan Amerika Selatan dan Amerika Tengah. Tanaman cabai tumbuh kira-kira sejak 2500 tahun sebelum Masehi. Masyarakat yang pertama kali memanfaatkan dan mengembangkan cabai adalah orang Inca di Amerika Selatan, orang Maya di Amerika Tengah, dan orang Aztek di Meksiko. Mereka memanfaatkannya sebagai bumbu masakan. Christopher Colombus yang mendarat di pantai San Salvador pada tanggal 12 Oktober 1492 menemukan penduduk setempat banyak yang menggunakan buah merah menyala berasa pedas sebagai bumbu masakan. Kemudian Columbus membawa cabai dari benua Amerika ke Spanyol untuk dipersembahkan kepada Ratu Isabella sebagai hasil temuannya di benua Amerika. Pada tahun 1500-an, bangsa Portugis mulai memperdagangkan cabai ke Makao dan Goa, kemudian masuk ke India, Cina, dan Thailand. Sekitar tahun 1513 kerajaan Turki menduduki wilayah Portugis di Hormuz, teluk Persia. Saat Turki menduduki Hongaria, cabai pun dibudidayakan di Hongaria.
Hingga sekarang belum ada data yang pasti mengenai kapan cabai dibawa masuk ke Indonesia. Menurut dugaan kemungkinan cabai dibawa oleh saudagar-saudagar dari Persia ketika singgah di Aceh. Sumber lain menyebutkan bahwa cabai masuk ke Indonesia dibawa oleh bangsa Portugis.
-          Morfologi Tanaman Cabai
Tanaman cabai termasuk tanaman semusim (annual) yang berbentuk perdu, tumbuh tegak dengan batang berkayu dan bercabang banyak. Tinggi tanaman dewasa antara 65 – 170 cm dan lebar tajuk 50 – 100 cm.
Dalam dunia tumbuh-tumbuhan (Plantarum), tanaman cabai tergolong dalam tumbuhan yang menghasilkan biji (Spermatophyta). Biji cabai tertutup oleh kulit buah sehingga termasuk dalam golongan tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae). Lembaga pada biji cabai terbagi dalam dua daun lembaga, sehingga dimasukkan dalam kelas tumbuhan berbiji belah (Dicotyledoneae). Hiasan bunganya termasuk lengkap, yaitu terdiri atas kelopak dan mahkota, dengan daun-daun mahkota yang berlekatan menjadi satu, sehingga dimasukkan dalam sub-kelas Sympetalae. Cabai termasuk dalam keluarga terung-terungan (Solanaceae).
-          Syarat tumbuh
Pada umumnya cabai dapat tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 2.000 meter dpl. Cabai dapat beradaptasi dengan baik pada temperatur 24 – 27o c dengan kelembaban yang tidak terlalu tinggi.

-          Teknis penyiapan benih
Benih dapat dibuat sendiri dengan cara, memilih buah cabai yang matang (merah), bentuk sempurna, segar, tidak cacat, dan tidak terserang penyakit. Kemudian keluarkan bijinya dengan mengiris buah secara memanjang. Cuci biji lalu keringkan. Kemudian pilih biji yang bentuk, ukuran, warna seragam, permukaan kulit bersih, tidak keriput dan tidak cacat. Bila kesulitan membuat sendiri, benih dapat dibeli di toko pertanian setempat.

-          Persiapan tanam
Benih yang akan ditanam, diseleksi dengan cara merendam dalam air, biji yang terapung dibuang. Sebelum persemaian ditanam di tempat yang permanen, sebaiknya benih disemai terlebih dahulu dalam wadah semai yang dapat berupa bak plastik atau kayu dengan ketebalan ± 10 cm yang telah dilubangi bagian dasarnya untuk pengaturan air (drainase). Adapun langkah-langkah untuk persiapan tanam, sebagai berikut :
1. Siapkan media tanam dalam wadah semai berupa tanah pasir dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1 (penyiapan media tanam ini dapat dilakukan 1 (satu) minggu sebelum penyemaian benih)
2. Benih yang akan ditanam sebelumnya direndam terlebih dahulu dalam air hangat (50o celcius) selama ± 24 jam
3. Benih ditebar secara merata pada media persemaian dengan jarak antar benih 5 x 5 cm. Hal ini dilakukan agar pada saat pemindahan tanaman, akar tidak rusak
4. Taburkan selapis tipis tanah di atas benih yang telah ditaburkan. Letakkan wadah semai tersebut di tempat yang teduh dan lakukan penyiraman secukupnya agar media persemaian tetap lembab.

-   Pembibitan
1. Benih yang telah berkecambah / bibit telah yang berumur 10-14 hari dapat dipindahkan ke tempat pembibitan
2. Pindahkan bibit ke dalam polybag berukuran 8 x 9 cm sebagai wadah pembibitan. Sebelumnya pot/polybag telah diisi media tanam berupa tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1
3. Pada saat bibit dipindahkan, tanah sekitar akar ditekan-tekan agar padat dan bibit dapat berdiri tegak. Kemudian letakkan bibit di tempat teduh dan disiram secukupnya agar kelembaban media terjaga
4. Bibit dapat ditanam di polybag/pot setelah berumur 30 – 40 hari.

-  Persiapan media tanam
1. Siapkan polybag/pot dengan diameter 15 - 20 cm sebagai tempat penanaman
2. Masukkan media tanam ke dalamnya berupa campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 2 : 1 sebanyak 1/3 volume polybag/pot. Tambahkan pupuk buatan sebagai pupuk dasar, yaitu 10 gr sp 36, 5 gr kcl, dan 1/3 bagian dari campuran 10 gr urea + 20 gr za untuk setiap tanaman (2/3 sisanya digunakan sebagai pupuk susulan)
3. Kemudian siramkan air ke dalam media agar pupuk larut dalam tanah.

-  Penanaman
1. Pilih bibit cabai yang baik, yaitu yang pertumbuhannya tegar, warna daun hijau, tidak cacat/terkena hama dan penyakit
2. Tanam bibit tersebut di polybag/pot penanaman
3. Tanam bibit tepat di tengah, lalu tambahkan media tanam hingga mencapai sekitar 2 cm dari bibir polybag/pot
4. Padatkan permukaan media tanam dan siram dengan air lalu letakkan di tempat terbuka yang terkena sinar matahari langsung.

-   Pemeliharaan
1. Lakukan penyiraman secukupnya untuk menjaga kelembaban media (dilakukan 2–3 kali sehari, tergantung kelembaban)
2. Lakukan pemupukan susulan (umur 30 hari setelah tanam /hst : 5 gr kcl per tanaman dan umur 30 dan 60 hst masing-masing 1/3 bagian dari sisa campuran urea dan za pada saat pemupukan dasar
3. Lakukan perompesan/pembuangan cabang daun di bawah cabang utama dan buang bunga yang pertama kali muncul.

-          Pemasangan ajir
Ajir dipasang dengan tujuan untuk menopang tanaman sewaktu berbuah lebat. Ajir dibuat dari bilah bambu setinggi ± 125 cm, lebar 4 cm, dan tebal 2 cm. Pemasangan ajir dilakukan pada usia tanaman 1 bulan.

-  Pengendalian hpt
1. Untuk mengendalikan hama lalat buah yang menyebabkan busuk buah, dapat diberikan perangkap dengan menggunakan antraxtan
2. Untuk mengendalikan serangga penghisap daun seperti thrips, aphid dapat menggunakan insektisida seperti curacron
3. Untuk mengendaliakan penyakit busuk buah kering (antraknosa) yang disebabkan cendawan dapat menggunakan fungisida seperti antracol
Dosis dan aplikasi obat-obatan tersebut dapat dilihat pada label pemakaian

-          Panen
Cabai dapat dipanen pada umur sekitar 80 hst. Pemetikan cabai dapat dilakukan 1-2 kali seminggu disesuaikan dengan kebutuhan.
Pemetikan dilakukan dengan hati-hati agar percabangan/tangkai tanaman tidak patah.
5.     Merica Bolong

Merica bolong dapat tumbuh di tanah tandus, tahan panas dan dapat bertunas kembali setelah terjadi kebakaran. Tanaman ini dapat ditemukan dari dataran rendah sampai 400 m dpi., dapat tumbuh di dekat pantai di belakang hutan bakau, di tanah berawa atau membentuk hutan kecil di tanah kering sampai basah. Pohon, tinggi 10-20 m, kulit batangnya berlapis-lapis, berwarna putih keabu-abuan dengan permukaan kulit yang terkelupas tidak beraturan. Batang pohonnya tidak terlalu besar, dengan percabangan yang menggantung kebawah. Daun tunggal, agak tebal seperti kulit, bertangkai pendek, letak berseling. Helaian daun berbentuk jorong atau lanset, panjang 4,5-15 cm, lebar 0,75-4 cm, ujung dan pangkalnya runcing, tepi rata, tulang daun hampir sejajar. Permukaan daun berambut, warna hijau kelabu sampai hijau kecoklatan, Daun bila diremas atau dimemarkan berbau minyak kayu putih. Perbungaan majemuk bentuk bulir, bunga berbentuk seperti lonceng, daun mahkota warna putih, kepala putik berwarna putih kekuningan, keluar di ujung percabangan. Buah panjang 2,5-3 mm, lebar 3-4 mm, warnanya coklat muda sampai coklat tua. Bijinya halus, sangat ringan seperti sekam, berwarna kuning. Buahnya sebagai obat tradisional disebut merica bolong. Ada beberapa varietas pohon kayu putih. Ada yang kayunya berwarna merah, dan ada yang kayunya berwarna putih. Rumphius membedakan kayu putih dalam varietas daun besar dan varietas daun kecil. Varietas yang berdaun kecil, yang digunakan untuk membuat minyak kayu putih. Daunnya, melalui proses penyulingan, akan menghasilkan minyak atsiri yang disebut minyak kayu putih, yang warnanya kekuning-kuningan sampai kehijau-hijauan. Perbanyakan dengan biji
Penyakit yang dapat diobati : Reumatik, Radang usus, Diare, Radang kulit, Batuk, demam, flu.; Sakit kepala, sakit gigi, Ekzema, Nyeri pada tulang dan saraf; Lemah tidak bersemangat (neurasthenia), Susah tidur, Asma;
Sifat kimia dan efek farmakologis : Kulit pohon: Tawar, netral. Penenang. Daun: Pedas, kelat, hangat. Menghilangkan sakit (analgetik), peluruh keringat (diaforetik), anti rheumatik, peluruh kentut (karminatif, pereda kolik (spasmolitik). Buah: Berbau aromatis dan pedas. Meningkatkan napsu makan (stomakik), karminatif, dan obat sakit perut. Kandungan kimia: Kulit pohon: Lignin, melaleucin. Daun: Minyak atsiri, terdiri dari sineol 50%-65%, Alfa-terpineol, valeraldehida dan benzaldehida.

6.     Jinten Putih
Jintan putih merupakan herba tahunan, batangnya menggalah bagian yang hijau biasanya ditutupi oleh bunga, berdiameter 3 mm, cabang hanya ada di bagian atas batang. Daun berselang, majemuk, berwarna biru hijau, lembaran daun terdiri atas 3 lembar anak daun bentuk benang, setiap anak daun membentuk 2 - 3 belahan kedalam benang-benang. Perbungaan majemuk, bentuk memayung, diameter hingga 3.5 cm, daun pelindungnya sebanyak bungan pitaya, terdapat dipangkal bunga sebagai pelepah, bentuk menggaris, bunga pita utama terdiri atas 2 - 10 per bunga, dengan panjang yang tidak sama, bunganya biseksual, warnanya putih pada pangkalnya dan kemerahan pada ujungnya. Buahnya bulat telur lonjong, tegak atau agak membengkok, warna kuning coklat. Biji dengan kulit biji yang menempel pada dinding buahnya, endopsermanya abu-abu.

-          Distribusi/Penyebaran 
Daerah asal usul jinten tidak diketahui dengan pasti mungkin berasal dari daerah Mideteranian tenggara (yang dulu disebut Turkestan). Jinten sudah ditanam dimana dan menjadi sangat penting di Cina, India, Marokio, Saudi Arabia, Turki, Iran dan Rusia selatan. Di Asia Tenggara termasuk Indonesia, jinten biasa ditanam di daerah pegunungan.

-          Habitat
Jintan putih dapat tumbuh dengan baik di daerah yang 3 - 4 bulan dingin dan kering dengan matahari penuh, seperti biasanya terdapat di daerah agak gersang dengan musim dingin atau tumbuh di dataran tinggi di daerah tropik hingga 2200 m dpl. Temperatur yang diperlukan berkisar antara 9-24°C .jinten merupakan tanaman berhari pendek, memerlukan tanah liat yang mempunyai drainase baik dengan pH 6.8-8.3.

-          Perbanyakan
Jinten dapat diperbanyak melalui biji dengan cara mempersiapkan tempat pembibitan yang beririgasi atau dalam bentuk deretan, kerapatan perkecambahan 20 kg/ha. Bila ditanam dilapangan digunakan jarak 15 cm x 15 cm. Di daerah beriklim muson, jinten tumbuh di musim kering dengan penambahan irigasi. Di India penanaman dilakukan dengan menambah 20-50 ton kompos sebelum jinten ditebarkan. Usaha untuk membudidayakan dengan kultur jaringan masih gagal, karena kalus yang berakar dibentuk tidak menghasilkan kuncup, sedangkan kuncup yang ada tidak membentuk akar.

-          Manfaat tumbuhan
Jinten merupakan rempah-rempah mahal dan sebagai penimbul selera seperti pada semua rempah-rempah. Kini jinten telah hilang di Eropa kecuali pada keju Belanda dan Peranci. Walaupun demikian buahnya masih digunakan sebagai penyedap sup, nasi, masakan daging, keju, roti, asinan, saus salad, sosi, saus asam. Bubukan buahnya sangat penting dalam masakan kari terutama di India, Mesir, dan Turki. Minyak yang didistilasi dari buahnya digunakan sebagai penyedap dalam berbagai makanan dan juga minuman dan parfum. Dalam pengobatan tradisional jinten digunakan sebagai stimulan, obat sakit perut dan pengobatan pencernaan makan dan usus seperti diare, kolik. Minyaknya digunakan untuk menghilangkan rasa sakit, sebagai diuretik, dan mengurangi rasa sakit. Juga digunakan sebagai fungisida, insektisida, anti bakteria, anti karsinogenik, antioksidan, anti cacing dan penyakit ternak. Di Etopia daun yang dihancurkan dapat digunakan untuk mengobati kulit. memiliki sifat-sifat sebagai antibakteri, antikarsinogenik, antiperglikenema, antioksidan, dan anticacing. Riset-riset yang ada membuktikan bahwa biji jintan putih mampu memberikan efek baik. Hal ini menunjukkan bahwa di dalam biji jintan putih terdapat senyawa yang berkhasiat sebagai antikanker.





II.                    ALAT DAN BAHAN

*                       ALAT
·  Mikroskop
·  Objek glass
·  Deg glass
·  Pipet tetes
·  Tissue

*                       BAHAN
·  Alkohol
·  Klorahidrat
·  Buah Merica
·  Buah Merica bolong
·  Buah Adas
·  Buah Ketumbar
·  Buah Cabe
·  Buah Jinten


III.                OBJEK YANG DI AMATI

1.                  Buah Merica (Piper Nigri Fructus)
2.                  Buah Merica bolong (Melaluaca Fructus)
3.                  Buah Adas (Feoniculi Fructus)
4.                  Buah Ketumbar (Coriandri Fructus)
5.                  Buah Cabe (Capsasi Fructus)
6.                  Buah Jinten (Cumini Fructus)


IV.                  HASIL PENGAMATAN

Pengamatan Ke : 1
Nama objek pengamatan         : Buah Ketumbar

·                     Nama Simplisia           : Coriandri fructus
·                     Tanaman Asal             : Coriandrum sativum L
·                     Divisi                           : Magnoliophyta
·                     Sub Divisi                   : Spermatophyta
·                     Kelas                           : Magnoliopsida
·                     Ordo                            : Apiales
·                     Famili                          : Apiaceae
·                     Genus                          : Coriandrum
·                     Species                        : Coriandrum Sativum L.
·                     Kandungan                 : Minyak Atsiri
·                     Khasiat                        : Wangi-wangian dan pewarna

Makroskopis  : Buah kremokarp, merikarp saling berlekatan pada tepi sehingga buah berbentuk bulat. Garis tengah 2 mm – 5 mm, warna kuning kecoklatan/ coklat keunguan, pada ujung buah terdapat 5 sisa daun  kelopak kecil dan 1 stilopodium pendek, pada permukaan tiap merikarp terdapat 4 rusuk sekunder yg membujur, menonjol dan lurus, diantara rusuk sekunder terdapat 5 rusuk primer membujur, berkelok-kelok dan kurang menonjol, gagang buah pendek/tidak ada. Pada potongan melintang melalui pertengahan merikarp terlihat perikarp sangat tipis, tebal kurang dari 0,5 mm, endosperm dari masing-masing merikarp berbentuk ginjal, warna putih kelabu.

Pemerian : Buah yang diremas aromatik khas, rasa khas lama-lama agak pedas

Literatur          : Materia Medika Indonesia Hal. 42


Literatur Gambar : Materia Medika Indonesia Hal. 44



Gambar Hasil Pengamatan : Perbesaran 10x40

1


3
2


4

Keterangan :
1.                  Mesokarp berikut endokarp
2.                  Endokarp berikut parenkim mesokarp terlihat tangesial
3.                  Epikarp bagian ujung buah
4.                  Serabut Skelerenkim mesokarp

Pengamatan Ke : 2
Nama objek pengamatan         : Buah merica

·                     Nama Simplisia           : Piperis nigri Fructus
·                     Tanaman Asal             : Piperis nigrum L.
·                     Divisi                           : Spermatophyta
·                     Sub Divisi                   :  Angiospermae
·                     Kelas                           :  Monocotyledone
·                     Ordo                            :  Piperales
·                     Famili                          :  Piperaceae
·                     Genus                          :  Piperis
·                     Species                        :  Piperis nigrum L.
·                     Kandungan                 : Minyak atsiri, cariopilen,
                                                  entoksilin, alkohol, dipenten
·                     Khasiat                        : Iritasi lokal, karminativ

Makroskopis  : Buah berbentuk hampir bulat kecoklatan kelabu sampai hitam kecoklatan, garis tengah 2,5 mm- 6 mm, permukaan berkerucut kasar, dalam berupa jala, pada ujung buah terdapat sisa dari kelapa putih yang tdk bertangkai. Pada irisan membujur tampak tipis, sempit dan bercabang gelap menyelubung, inti biji yang putih dari biji tunggal melekat , hampir seluruh inti biji terdiri dari perisperm. Bagian tengah berongga, bagian ujung perisperm berongga.

Mikroskopis   : Serbuk. Warna coklat kemerahan, rasa pedas, bau merangsang,Fragmen pengenal adalah epidermis dalam berdinding tebal yang menyerupai sel batu terlihat tangensial, fragmen pembuluh kayu bernoktah atau dengan penebalan tangga dan spiral, fragmen hipodermis.

Literatur          : Materia Medika Indonesia Hal. 102

Literatur Gambar : Materia Medika Indonesia Hal. 103


Gambar Hasil Pengamatan : Perbesaran 10x40

2
1




3


Keterangan :
1.                  Kelompok sel batu dari hipodermis
2.                  Kelompok sel batu dari endokarp
3.                  Fragmen epikarp berikut hipodermis















Pengamatan Ke : 3
Nama objek pengamatan         : Buah Jinten

·                     Nama Simplisia           : Cumini Fructus
·                     Tanaman Asal             : Cuminum cyminum L.
·                     Divisi                           : Magnoliophyta
·                     Sub Divisi                   : Angiospermae
·                     Kelas                           : Magnoliopsida
·                     Ordo                            : Apiales
·                     Famili                          : Apiaceae
·                     Genus                          : Cuminum
·                     Species                        : Cuminum cyminum L.
·                     Kandungan                 : Minyak atsiri 2%- 5%, minyak
                                                  lemak 5%, damar, tanin, gom
·                     Khasiat                        : Stimulansia, Stomakikum,
                                                  karminatif

Makroskopis  : Buah adalah suatu kremokarp yang berbentuk silindrik, warna kuning muda, panjang umumnya 6 mm, garis tengah 1mm- 2mm, bagian yang ujung mengecil, bagian pangkal bergagang dengan panjang 2mm- 3mm, stilopodium, pendek berujung runcing, merikarp terpisah 1 dengan lainnya, bagian punggung cembung, bidang persekutuan agak datar.

Mikroskopis   : Epikarp terdiri dari se-sel berwarna, kekunningan terdapat rambut  2 tipe, yang pertaama berbentuk khas, panjang 500mm- 1000mm, terdiri dari beberapa deret sel berbentuk memanjang, bagian ujung membulat, kadang-kadang terdapat rambut, sepeti tipe pertama tetapi bercabang- cabang.

Pemerian : Bau khas aromatik, rasa khas
Literatur          : Materia Medika Indonesia Hal. 10
Literatur Gambar : Materia Medika Indonesia Hal.11


Gambar Hasil Pengamatan : Perbesaran 10x40

1

3
2


Keterangan :
1.                  Sel batu dari endokarp
2.                  Rambut bersel satu dengan dinding tebal
3.                  Endoperm














Pengamatan Ke : 4
Nama objek pengamatan         : Buah adas

·                     Nama Simplisia           : Pheoniculli Fructus
·                     Tanaman Asal             : Feonicum vulgare Mill
·                     Divisi                           : Spermatophyta
·                     Sub Divisi                   : Angiospermae
·                     Kelas                           : Dycotyledone
·                     Ordo                            : Apiales
·                     Famili                          : Apiaceae
·                     Genus                          : Feonicum
·                     Species                        : Feonicum vulgare Mill
·                     Kandungan                 : Minyak atsiri 1%-6%, minyak
                                                  lemak 12%
·                     Khasiat                        : karminatif

Makroskopis  : Kromokorp berbentuk memanjang, ujung pipih, gundul, stilopodium pendek, bercabang 2, buah yang utuh umumnya bertangkai, warna coklat kehijauan/ coklat kekuningan hingga coklat panjang sampai 10 mm, lebar sampai 4 mm, merikarp mempunyai 5 rusuk printer, menonjol warna kekuningan, permukaan bidang ideal, sehingga merikarp tidak teratur.

Mikroskopis   : Epikarp terdiri dari 1 lapis sel tetrahedral, atau polihedral, kutikula tidak bergaris, stomata jenis anomositik. Mesokarp umumnya parenkirmmatik. Di mesokarp daerah rusuk, terdapat berkas pembuluh fibrovasal dengan serabut sklerenkim bernogtah sempit dan berlignin.

Pemerian : Bau khas, aromatik,  rasa manis

Literatur          : Materia Medika Indonesia Hal. 38

Literatur Gambar : Materia Medika Indonesia Hal.39


Gambar Hasil Pengamatan : Perbesaran 10x40

1


2


Keterangan :
1.                  Endokarp
2.                  Endosperm berisi butir-butir minyak dan butir-butir aleuron yang berisi hablur kalsium oksalat bentuk boset kecil














Pengamatan Ke : 5
Nama objek pengamatan         : Buah Merica bolong

·                     Nama Simplisia           : Melaleuca Fructus
·                     Tanaman Asal             : Melaleuca leucandria L.
·                     Divisi                           : Spermatophyta
·                     Sub Divisi                   : Angiospermae
·                     Kelas                           : Myrtales
·                     Ordo                            : Myrtaceae
·                     Famili                          : Punicaceae
·                     Genus                          : Punica
·                     Species                        : Melaleuca leucandria L.
·                     Kandungan                 : Minyak atsiri, terpenoid
·                     Khasiat                        : Sakit perut

Makroskopis  : Buah terdapat didalam dasar bunga, beruang 3, kulit buah sangat tipis, warna kuning kecoklatan, bagian ujung berwarna coklat. Biji sangat banyak, kecil, tersusun teratur didalam ruang buah, bentuk tidak beraturan, panjang 0,5 mm sampai 1,5 mm, lebar kurang dari 0,5 mm, disamping biji yang berwarna kuning, terdapat benda berwarna coklat, yang bentuk dan ukurannya mirip dengan biji.

Mikroskopis   : Terdapat iritan melintang melalui pertengahan panjang simplisia epidermis luas terdiri dari kutikula tebal dan lumen sempit

Literatur          : Materia Medika Indonesia Hal. 92




Literatur Gambar : Materia Medika Indonesia Hal. 93


Gambar Hasil Pengamatan : Perbesaran 10x40
1

2
 

3

Keterangan :
1.                  Epidermis luar kulit batu
2.                  Sel batu pada biji
3.                  Sel endokarp berdinding tebal menyerupai sel batu

Pengamatan Ke : 6
Nama objek pengamatan         : Buah Cabe

·                     Nama Simplisia           : Capsici Fructus
·                     Tanaman Asal             : Capsicum annum L.
·                     Divisi                           : Magnoliophyta
·                     Sub Divisi                   : Spermatophyta
·                     Kelas                           : Magnoliopsida
·                     Ordo                            : Soanales
·                     Famili                          : Soanaceae
·                     Genus                          : Capsicum
·                     Species                        : Capsicum annum L.
·                     Kandungan                 : Capsicin
·                     Khasiat                        : Beri-beri dan rematik

Makroskopis  : Buah berbentuk kerucut/ bulat panjang dengan ujung meruncing, lurus atau bengkok, panjang 3,5 cm sampai 10 cm, lebar 0,5 cm sampai 2 cm, permukaan luar licin mengkilap, buah berongga, bagian ujung beruang 1 sedang bagian pangkal beruang 2 atau 3, warna merah, coklat kemerahan atau jingga. Jarang berwarna kuning. Dinding buah liat, tebal lebih kurang 1 mm. gagang buah panjang 1,5 m dan sampai 2,5 cm. warna hijau kelabu. Biji banyak, relatif besar berbentuk bundar atau segitiga pipih. Garis tengah kurang lebih 4 mm, warna kuning muda sampai kuning jingga, terlepas atau melekat pada placenta.

Mikroskopis   : Serbuk. Warna coklat kemerahan, rasa pedas, bau merangsang,Fragmen pengenal adalah epidermis dalam berdinding tebal yang menyerupai sel batu terlihat tangensial, fragmen pembuluh kayu bernoktah atau dengan penebalan tangga dan spiral, fragmen hipodermis.

Pemerian : Bau merangsang, rasa pedas
Literatur          : Materia Medika Indonesia Hal. 40

Literatur Gambar : Materia Medika Indonesia Hal. 39














Gambar Hasil Pengamatan : Perbesaran 10x40

3
2
1

Keterangan :
1.                  Hipodermis terlihat melintang dan tangesial
2.                  Sel endokarp berdinding tebal menyerupai sel batu
3.                  Fragmen endokarp terlihat tangesial


















DAFTAR PUSTAKA

1.                  Anonim, 1975. Materia Medika Indonesia, Jilid I, Departemen Kesehatan Republik Indonesia
2.                  Anonim, 1977. Materia Medika Indonesia, Jilid II, Departemen Kesehatan Republik Indonesia
3.                  Anonim, 1979. Materia Medika Indonesia, Jilid III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia
4.                  Anonim, 1979. Materia Medika Indonesia, Jilid IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia
5.                  Anonim, 1979. Materia Medika Indonesia, Jilid V, Departemen Kesehatan Republik Indonesia
6.                  Anonim, 1979. Materia Medika Indonesia, Jilid VI, Departemen Kesehatan Republik Indonesia
7.                  Dharmayanti, Luky . rahmayanti, Lindav. 2013.”Petunjuk Praktikum Farmakognosi 1”. Bengkulu. Akademi Farmasi Al-Fatah Bengkulu
9.                  http://id.m.wikipedia.org/wiki/Buah

1 komentar:

  1. Harrah's Resort Southern California - Mapyro
    Harrah's Southern California 원주 출장마사지 · Casino · Promotions · 전라북도 출장안마 Gaming 남양주 출장마사지 · Hotel Rooms and Suites · Special Events · Attractions. All of the amenities at 용인 출장샵 Harrah's 순천 출장마사지

    BalasHapus